Kaktus Koboi: Si Jagoan Tahan Banting

Jumat, November 13, 2020

Siapa yang dari dulu amat sangat tidak minat dengan tanaman, ogah diajak berkebun sama orangtuanya, nggak pernah nyiram tanaman di halaman rumah orang tua, nggak ngerti esensi dari repotting dan nambahin tanah ke tanaman yang nampaknya masih baik-baik saja di dalam pot, namun sekarang dalam jangka waktu dua bulan sudah punya tujuh tanaman di rumahnya?

Saya.

Untungnya mama saya bukan tipe yang, "NAH KAN, NYESEL KAN DARI DULU GA IKUTAN MAMA...", tiap kali saya chat pamer foto tanaman atau tanya-tanya tentang repotting, kalo nggak kan bisa tengsin juga.

Deretan penjaga teras rumah. Si lidah mertua (alias Sansi) dan saudara-saudaranya, para kaktus koboi yang akan saya bahas saat ini.

Butuh waktu cukup lama bagi saya sampai akhirnya memberanikan diri untuk mengadopsi Euphorbia ingens, atau yang lebih akrab dengan panggilan kaktus koboi atau kaktus belimbing ini, karena dari segi tampilan, kaktus koboi sangat cocok dengan selera saya yang tidak belum begitu suka dengan tanaman yang memiliki banyak ranting dan tumbuh muter-muter-melingkar sesuka hatinya. Namun dari segi perawatan, susah-susah-gampang ternyata mengurus si koboi ini.

Menurut saya kaktus koboi merupakan jenis tanaman jagoan, karena tidak butuh perawatan yang sangat intens, hanya perlu disiram satu kali tiap satu atau dua minggu tergantung dari suhu dan curah hujan tempat tumbuhnya. Saran saya, amannya lakukan pengecekan media tanam, kalau masih lembap, ya nggak usah disiram dulu. Dengan intensitas penyiraman yang sangat minim, si kaktus koboi tetap bisa tumbuh tinggi dan besar. Ah ini jadi catatan saya juga, karena saya belum mengukur tinggi para kaktus-beradik ini untuk dijadikan catatan tumbuh-kembang anak-anak hijau.

Karena amat sangat gampang merawatnya, kaktus (dan tidak terbatas pada jenis koboi saja) merupakan tanaman yang cocok untuk pemula, terutama yang tidak memiliki waktu untuk memberikan perawatan ekstra ke tanaman. Meskipun kebutuhan airnya minim, tapi jangan lupa untuk memperhatikan kebutuhan si koboi akan sinar matahari. Nah ini dia bagian susahnya.

Sebagai tanaman yang berasal dari daerah dengan intensitas sinar matahari yang tinggi, kaktus koboi baiknya diletakkan di area luar rumah yang mendapatkan paparan sinar matahari, baik langsung maupun tidak langsung. Tapi perlu diingat juga bahwa paparan sinar matahari yang intens dapat menyebabkan kaktus berubah warna menjadi kekuningan. Rotasi posisi para tanaman di rumah pun menjadi penting. Ingin meletakkan si koboi di dalam ruangan supaya semakin estetik dan Instagramable? Silakan saja, asal jangan lupa untuk dirotasi dan dijemur secukupnya. Kaktus-beradik di rumah saya letakkan di teras yang mendapatkan paparan langsung terik matahari sekitar pukul 1-3 siang setiap harinya. Sisanya terhalang naungan atap teras, atap kanopi, dan rumah tetangga yang lebih tinggi dari rumah kami. Semoga para koboi merasa bahagia dengan posisi seperti ini.

Poin lainnya bagi yang ingin mulai merawat kaktus, perhatikan durinya ya! Belakangan kaktus yang dijual di pasaran menyediakan opsi: tanpa duri atau dengan duri. Tadinya saya ingin yang tanpa duri, sekadar ingin meminimalisir potensi akupuntur yang tak direncanakan. Namun setelah saya riset singkat, ternyata duri dari kaktus berfungsi untuk menyimpan dan menyerap cadangan air. Makanya saya putuskan untuk mengadopsi yang berduri saja... Toh bisa sekalian menghindarkan para kaktus dari tangan-tangan usil yang mau potek-potek. Walaupun saat repotting saya sendiri sudah tiga kali tertusuk. Semoga artikel-artikel yang saya baca dan menyatakan bahwa duri kaktus ini tidak beracun itu benar ya.

Anyway, saya selalu memberikan nama dan mencatat tanggal kedatangan para anak-anak hijau di rumah kami. Tapi para kaktus-beradik ini belum memiliki nama panggilan. Sebaiknya saya panggil mereka apa ya? Ada sarankah?

You Might Also Like

0 komentar

Thank you for spending your time here. Constructive criticism, question, occasional compliment, or a casual hello are highly appreciated.