New year, new me!
And I took it quite literally.
Selain mengawali tahun baru dengan status baru sebagai ~pengangguran~ yang kemudian banting setir menjadi perangkai kata, ada beberapa hal baru lainnya di hidup saya yang berhasil membawa saya melalui tahun 2021. Susah payah? Iya. But I managed to keep my sanity intact because of these things.
Menyukai Menoleransi olahraga
Saya sebenarnya sangat menyukai renang, tapi semenjak pergi merantau, sangat sulit untuk mencari kolam renang umum yang terjangkau dari sisi transportasi dan juga biaya. Akhirnya saya mencoba yoga, pilates, dan HIIT. Sejauh ini hanya pilates yang berhasil bertahan cukup lama. Jadi ketika saudara saya berniat menitipkan sepeda statisnya di rumah kami pada awal tahun lalu, saya langsung menyambutnya dengan senang hati.
Oh, how I hate cardio. I dread every minute I spent on it. Tapi ternyata saya kecanduan hormon endorfin. Alhasil setiap kali saya sudah berniat untuk malas-malasan, saya selalu menyogok diri sendiri dengan iming-iming para hormon endorfin. Sekarang setidaknya saya bersepeda 8-10 km beberapa kali dalam seminggu. Bahkan satu hari sebelum dekade baru di hidup saya, saya bersepeda sejauh 30 km.
Apakah saya masih tidak menyukai olahraga? Masih. I still hate getting on the bike. But as long as I keep updating my workout playlist on Spotify, I think I could bear a 30-40 minutes ride. As a couch potato, I'm proud of myself.
Menjadi siswa
I hope people will not take it in the wrong way, but one of a few blessing in disguise from this pandemic is: online activities. Saya sudah mengikuti berbagai aktivitas daring, mulai dari yang gratis ataupun berbayar, berbagai kursus hard skill, support group terkait kesehatan mental, bahkan webinar terkait konstruksi rumah. Jika sebelumnya untuk mengikuti pelatihan seperti ini berarti saya harus menyediakan waktu dan energi untuk datang langsung ke lokasi kegiatan, sekarang semuanya bisa dilakukan dari rumah... bahkan saat masih berbalutkan piyama. Less stress, less of a struggle.
Menjadi penulis
Satu hal yang baru saya sadari adalah ternyata saya sangat suka menulis, baik sebagai hobi yang meditatif ataupun sebagai sebuah pekerjaan. Saya bisa menikmati proses membuat outline, riset, menyiapkan draf, penyuntingan, hingga akhirnya sebuah tulisan layak dipublikasi. Tidak pernah terpikirkan bahwa suatu hari saya akan memiliki tulisan yang dapat menjadi awal sebuah portofolio.
Menyusun ulang skala prioritas
Time flies. Tahun 2021 seolah lewat sekejap mata saja. Kemampuan saya untuk sadar penuh dan hadir utuh di tahun 2022 ini perlu lebih diasah. Jika sebelumnya segala sesuatu dilakukan dengan ambisius, tergopoh-gopoh, dan penuh kecemasan, tahun ini saya perlu belajar untuk menikmati perjalanan dan menyadari bahwa dalam perjalanan diperlukan waktu yang tepat untuk berhenti, beristirahat, duduk diam menikmati pemandangan, sebelum akhirnya mengencangkan tali sepatu dan kembali berjalan... atau berbelok ke lajur lain.
Selamat tahun baru! Selamat menjalani tahun yang baru. I wish you all the happiness and bravery in this new year.
*