Sebelum Curhat ke Profesional...

Sabtu, November 20, 2021

Selain pertanyaan mengenai jasa profesional yang saya pilih dan apa saja yang dilakukan di sesi konsultasi, salah satu pertanyaan lain yang sering saya dapatkan adalah, "Pas mau konsul gimana ya?".

Pertanyaan yang terdengar sederhana, tapi sangat penting, karena dulu saya pun agak bingung mengenai apa yang harus saya lakukan dan apa yang perlu saya persiapkan. So here it goes, beberapa hal yang sebaiknya kamu lakukan sebelum sesi konsultasi:

Mengapa kamu memutuskan untuk mengunjungi mereka?

Ambil waktu untuk berpikir dan menyusun kalimatmu. Mulai dari hal apa atau situasi apa yang menyebabkan kamu terlintas keinginan untuk mengunjungi profesional? Apakah karena kamu merasa beban kerja semakin berat sehingga tidak ada yang namanya work-life balance? Atau karena keluarga tidak bisa menerima suatu keputusan personal atas kehidupanmu? Atau apakah kamu sedang merencanakan pernikahan sehingga ingin berkonsultasi mengenai kesiapan mentalmu? Atau karena ada luka atau trauma yang belum tersentuh selama ini dan ingin kamu sembuhkan?

Pada dasarnya tujuan dari konsultasi menurut saya adalah untuk melatih diri agar dapat kembali merasa tenang dan lega. Dengan mengetahui alasanmu berkonsultasi, kamu sudah membantu tenaga profesional dalam mengenali permasalahanmu.

Persiapkan diri untuk menceritakan kisahmu

Tidak ada yang mengharuskan kamu menceritakan keluh-kesahmu secara runut. Tidak ada pula yang melarang kamu untuk menangis dan menggunakan kata-kata kasar jika itu bisa membantu. Para profesional sudah terbiasa mendengar luapan kisah klien mereka. Di setiap awal sesi konsultasi saya, psikolog saya selalu memulai dengan mengatakan, "Ruang ini bebas untuk kamu... Silakan duduk atau berdiri atau mondar-mandir di dalam ruang ini. Silakan marah, teriak, menangis, atau menyumpah. What happened in this room, stays."

Saya pernah meminta maaf kepada psikolog saya karena saya merasa kalimat saya berantakan dan membingungkan dia. Sementara menurutnya, saya tidak perlu meminta maaf karena ia paham jika klien sedang meluapkan sesuatu, tujuan utamanya bukanlah untuk dipahami, tapi agar merasa plong karena berhasil mengeluarkan seluruh uneg-unegnya dan ada seseorang yang menyisihkan waktu untuk sadar penuh mendengarkan ceritanya.

Siapkan dirimu. Di dalam ruang konsultasi nanti, mungkin pertamanya akan terasa sedih, pedih, menyesakkan, dan berat... but it's okay. It means you care and you're ready to heal.

Optimis

Saya paham bahwa default dari pola pikir penyintas gangguan kejiwaan pada umumnya berisi hal-hal negatif, curigaan, dan skeptis. Sulit untuk dihindari, terutama pada kunjungan perdana ke profesional. Bagaimana kalau dia diam-diam menghakimi? Bagaimana kalau dalam hatinya dia sedang menertawakan saya? Bagaimana kalau di kepalanya dia ngegoblok-goblokin saya?

What if it's not true?

Bagaimana kalau ternyata profesional tersebut memang sedang berusaha membantu kita dan mencoba untuk mengenal kita? Bagaimana kalau dia ternyata berempati pada kita? Bagaimana kalau dia ternyata memang profesional yang cocok dengan kita?

Try to reverse the intrusive thoughts. Your mind is trying to fool you. Trick them back.

Datang lebih awal

Saat pertama kali berkunjung ke psikolog, saya memutuskan untuk datang satu jam lebih awal dari jadwal. Lalu saya duduk di ruang tunggu, menatap lurus ke pintu ruang konsultasi, sembari menenangkan diri yang gugupnya luar biasa.

Mood saat berkonsultasi adalah hal yang krusial. Telat datang atau terburu-buru selain bisa menyebabkan mood yang buruk, juga bisa memotong durasi konsultasi yang sangat berharga. Datanglah lebih awal untuk membantu mempersiapkan mentalmu.

Prepare yourself if it didn't work out the way you expected

Give yourself a pep talk. Jika sesi tersebut berlangsung menarik dan melegakan, syukurlah! Kamu bisa melanjutkan ke sesi-sesi selanjutnya. Jangan lupa untuk mengerjakan tugas-tugas kecil yang diberikan oleh psikologmu agar lebih mendukung perkembangan selanjutnya.

Merasa sesi tersebut tidak berhasil? Tidak apa-apa. I'm sorry it didn't work out the way you wanted to. I'm sorry if your shrink didn't appreciate or belittled you. I'm sorry you have to experienced that. Tapi terima kasih karena sudah mencoba hingga akhir sesi. Petualangan kesehatan mental memang panjang dan tidak selamanya menyenangkan. Jadi jangan paksakan diri kalau memang tidak cocok dengan jasa profesional sebelumnya. Coba lagi ke profesional lainnya, ya...

*

Tips-tips tersebut masih saya terapkan untuk diri sendiri di setiap kunjungan ke profesional, baik langsung maupun secara online. Puji Tuhan, sangat membantu menenangkan detak jantung saya yang kelewat dag-dig-dug dan berefek ke telapak tangan dan kaki mengeluarkan keringat dingin. Semoga bisa bermanfaat untuk kamu juga, ya...

*

Sumber: Gambar 1 | Gambar 2

You Might Also Like

0 komentar

Thank you for spending your time here. Constructive criticism, question, occasional compliment, or a casual hello are highly appreciated.