Saya Sudah Divaksinasi... Kamu?

Senin, Juli 12, 2021

Halo halo! Belum pernah saya merasa sebangga ini sudah divaksinasi. Apakah ini juga yang dirasakan oleh orang tua saya saat buku vaksinasi saya dulu sudah lengkap?

Saya belum paham dan tidak ingin mencoba memahami, alasan orang-orang yang apatis dan terang-terangan menolak untuk divaksin. Saya bukan tenaga kesehatan. Lingkungan terdekat saya pun tidak ada yang berlatar belakang medis. Tapi saya mencoba membantu dunia, terutama Indonesia, untuk meringankan beban tenaga kesehatan yang sedang susah payah berjuang menangani Covid-19. Jadi selain tetap disiplin dengan protokol kesehatan, saya pun berusaha untuk mengedukasi diri dan lingkungan terdekat saya agar mau divaksinasi.

Informasi yang akan saya bagikan terkait vaksinasi adalah hasil saduran dari laman CDC. Saya hanya berusaha menerjemahkannya sesederhana mungkin agar semakin mudah dicerna.

Apa itu virus?

Dalam hal ini kita ambil contoh kasus si virus Covid-19. Ketika ia masuk ke tubuh, ia akan memperbanyak dirinya dan keroyokan menyerang tubuh. Kejadian perang ini disebut infeksi. Imun kitalah yang menjadi prajurit untuk balik menyerang demi mempertahankan kesehatan tubuh. Kalau imun kita mulai kalah, tubuh akan memberikan tanda-tanda kepada kita, bisa dengan mendadak lesu, pucat, hilang nafsu makan, pusing, pilek, batuk, dan sebagainya. Makanya ketika tubuh mulai merasa sakit, kita harus segera tambah asupan istirahat, makanan bergizi, vitamin, dan obat-obatan jika perlu. Jadi kita bisa menolong imun untuk kembali berperang.

Apa itu imun?

Imun adalah sel darah putih. Tugasnya berperang melawan penginfeksi. Sel darah putih ini punya beberapa kategori, ada si M, yang memiliki tugas menelan si virus dan bangkai virus yang sudah kalah di medan perang. Ada juga B, yang bertugas berperang melawan virus yang belum ditelan M. Terakhir ada T yang keliling seluruh organ tubuh untuk memastikan tidak ada virus yang sembunyi. Kalo ketemu, langsung dilibas sama T.

Ketika imun sudah berhasil melawan virus, imun mempelajari strategi paling pakem untuk melawan virus ini. Jadi kalau virus ini menyerang lagi, imun kita sudah lebih lihai melawannya. Canggih kan badan kita.

Apa itu vaksin?

Vaksin berisikan beberapa bagian dari virus yang dimodifikasi, bukan bulat-bulat seluruh virusnya, dan kemudian dimasukkan ke tubuh kita. Berarti kita malah dengan sengaja menginfeksi diri dengan si Covid-19? Iya. Kita secara sadar menyuntikkan sedikiiiit potongan virus Covid-19 dengan tujuan agar imun kita (masih ingat kan, sel darah putih yang terdiri dari si M, B, dan T tadi?) bisa mempelajari potongan tubuh Covid-19. Sehingga para imun tidak gelagapan saat Covid-19 mencoba menyerang.

Berapa kali proses vaksinnya?

Tergantung merk vaksin yang kamu dapatkan. Di Indonesia umumnya dua hingga tiga kali. Kenapa mesti berulang? Supaya imun kita makin pintar melawan Covid-19. Saat kita akan ujian di sekolah saja kita belajar berulang kali kan?

Kenapa harus divaksin?

Pertama, supaya imun kita makin pintar, makin kuat. Kedua, karena tidak semua orang bisa divaksin. Ada banyak golongan orang yang tidak bisa divaksin, seperti yang memiliki penyakit jantung, diabetes, kanker, dan lainnya, wanita hamil, anak kecil, dan orang yang baru saja sembuh dari Covid-19. Jadi kita divaksin bukan hanya untuk melindungi diri sendiri, tapi juga untuk melindungi orang-orang yang tidak bisa divaksin tersebut. Ini dikenal dengan istilah herd immunity. Ibarat payung ketika hujan, kamu memiliki payung dan kamu memayungi orang yang tidak memiliki payung, sehingga kalian berdua tidak basah kuyup karena hujan.

Apa yang harus saya lakukan sebelum divaksin?

Karena ada efek sampingnya, pastikan tubuhmu dalam kondisi sehat. Tidak sedang flu, pilek, batuk, demam, dan lainnya. Tidur yang cukup. Ini akan membantu mempersiapkan imun yang kuat. Apa efek samping vaksin? Karena kita menyuntikkan potongan virus ke tubuh, maka tentu tubuh akan merasa diserang. Efeknya dapat berupa cepat lelah, pusing, mengantuk, demam, tergantung dari tubuh kita masing-masing. Tenang saja, sebelum dan sesudah divaksin akan ada observasi dari tenaga kesehatan, jadi kesehatan kita akan dipantau.

Efek samping yang saya alami saat dosis pertama adalah pegal di lengan yang disuntik (tapi masih sangat bearable), pusing, mengantuk, dan sangat lapar (atau ini hanya kedok saya saja untuk makan lebih banyak?). Keesokan harinya saya beraktivitas seperti biasa saja. Sedangkan pada dosis kedua, saya lagi-lagi merasa pusing, mengantuk, pegal, dan suhu badan yang naik. Tidak sampai demam, tapi rasanya tidak nyaman, sampai-sampai saya tidur dan mimpi yang kelewat unik dan aneh. Hari ketiga setelah vaksinasi dosis kedua, saya sudah segar-bugar lagi.

Apa vaksin yang paling bagus?

Vaksin yang dapat kamu peroleh secepat kamu bisa.

Bagaimana caranya supaya bisa divaksin?

Daftar! Proaktif cari informasi vaksinasi di layanan kesehatan di daerah kamu. Bisa juga pantau akun Instagram @infovaksincovid_19 yang rutin update lokasi-lokasi vaksin di seluruh Indonesia.

Berarti ketika sudah lengkap divaksin bisa lepas masker dong?

Oh tentu tidak. Setidaknya tidak di Indonesia. Vaksinasi lengkap bukan berarti tubuh kita 100% terlindung dari Covid-19. Vaksinasi lengkap berarti tubuh kita sudah siap berperang melawan Covid-19. Sehingga jika (amit-amit) Covid-19 masuk ke tubuh, imun kita sudah lebih kuat dan bisa meminimalisir efek samping yang diakibatkan si virus. Kembali ke perumpamaan payung tadi. Apakah tubuh kamu tetap basah? Iya. Tapi tidak basah kuyup. Hanya kena cipratan di beberapa bagian saja.

I know it sounds like I’m trying so hard to be optimist. But this is what we need. Saya sendiri sudah lelah dengan berita negatif di segala media. Saat ini, saya hanya punya keinginan dan harapan agar pandemi ini bisa segera teratasi. And those are enough for now, to get me going.

Semoga tulisan saya bisa menyentuh dan meyakinkan kalian untuk mau divaksin sesegera mungkin. Let’s get vaccinated to protect our loved ones!

*

Disclaimer: karena saya bukan tenaga medis, jika ada kesalahan dalam menyadur, please kindly enlighten me and I will revise it as soon as I could. Terima kasih.

*

Sumber: Gambar 1 | Gambar 2

You Might Also Like

0 komentar

Thank you for spending your time here. Constructive criticism, question, occasional compliment, or a casual hello are highly appreciated.